Pantai Surga (posting yang tertunda)

Bete hari ini disponsori nganggur ga ada kerjaan, nungguin upload attachment bergiga2 ke email (oke ga sampe bergiga-giga sih hahaha *mingkem*), dan pengen makan junkfood tapi takut kolesterol. Sekian.

Eh belum sekian. Kali ini mau mencoba mengetik *tsahhhh* postingan yang sudah tertunda selama lebih dari setahun. Hah? Setahun? Iye, setahun. Jadi ceritanya saya berkunjung ke pantai ini cuma beberapa minggu setelah saya penempatan, tapi yah pada saat itu saya sedang dalam keadaan syok parah karena perbedaan prinsip dengan domisili (baca: homesick), jadi saya nggak mood lah menyentuh2 potonya hahahaha…

Jadi ceritanya begitu saya sampai di Lombok pada zaman dahulu kala, saya langsung disuguhi obrolan2 heboh tentang tujuan wisata kalau lagi bengong ga bisa nonton di bioskop. Dan saya langsung tertarik begitu temen kantor ada yang ngajakin main ke pantai surga, yang konon katanya orang2 kantor dan orang2 kos, untuk mencapainya harus melewati neraka dulu. Makin penasaran kan jadinya. Jadilah pada suatu weekend yang panas berdebu, saya pergi ke pantai surga bersama 2 orang teman kantor yang mana salah seorang mengajak istri, 2 anaknya, dan 1 teman anaknya *aseeeek*. Ternyata Mas Hendra. yang nyetir dan adalah orang Lombok asli, belum pernah ke Pantai Surga. Hakdes.

Saya sih lupa jalannya, tapi mungkin kalau kesana lagi inget, maklum sudah lama ini kejadiannya hehehe. Yang saya inget, di Jerowaru waktu ada pertigaan kalo lurus ke Kaliantan, kita belok ke kanan. Ada petunjuk jalannya kok.  Nah, pas udah masuk jalan itu saya lupa. Yang saya ingat, jalannya aspal mulus masih baru, tapi sempit dan diapit hutan2 yang agak mengering. Sempat tanya2 juga sama orang, katanya lurus aja, ntar ada petunjuk jalan mengarah ke kanan. Nah, kami cari2 nggak ada itu petunjuk, sampai kebablasan jauuuh. Akhirnya dikasih tahu orang lain kalau kami harus puter balik, ntar ada pohon bagik beleq (pohon asam besar) masuk dah ke ke kiri, berarti belok kanan kalau dari arah kami datang tadi. Setelah kami temukan pohonnya, ternyata jalan masuknya adalah jalan tanah, saudara. Belum diaspal. Kalau panas berdebu, kalau hujan becek minta ampun. Nah, dari situ lurus aja mendaki gunung lewati lembah dengan jalan yang mengocok perut (dalam arti sebenarnya), nanti ketemu rumah2 dan ada warung yang namanya “Heaven on The Planet”. Sudah sampai? Tentu saja belum. Kalau saya tidak salah ingat, dari situ masih lurus lagi nanti ketemu pertigaan kalau lurus kita bakal mendaki bukit sangat tinggi, sampai jalan di baliknya nggak kelihatan. Disitu belok kanan, sampai ketemu gerbang resort. Lebih jelasnya lihat postingannya @lombokkita di berbagifun aja ya, lebih mendetail hehehe…

Nah, di depan gerbang itu silakan parkir kendaraan, lalu masuk melalui jalan setapak di samping gerbang besar. Waktu itu sih saya heran banget, di tempat terpencil yang jarang ada orang leawt begitu bisa2nya ada resort. Lumayan mewah juga, cocok lah buat yang mau honeymoon, soalnya kamarnya bentuknya pondok2 yang terpisah satu sama lain. Bahkan ada yang di atas bukit, viewnya Pantai Surga hihihihi….

Setelah berjalan sebentar, ga sampai 5 menit kok, semua capek dan bete gara2 nyasar dan jalan yang jelek abis bakal terbayar. Apalagi saat itu saya masih minim pengalaman mengunjungi pantai2 ajib di lombok, tentu saja saya termehek-mehek kesenengan melihat pemandangan indah di depan mata ini. Pasir putih, putiiiih banget. Pasirnya lembut, nggak seperti di Kuta yang berpasir merica. Ini sih pasir merica bubuk. Lautnya biru, dikelilingi batu karang. Sepi juga, berasa private beach lah pokoknya. Walaupun udara panas luar biasa, tapi angin yang bertiup sepoi-sepoi berasa angin surga. katanya sih itu sebabnya pantai tersebut dinamakan pantai surga.DSC02942 (2) DSC02963 (2) DSC02956 (2)

Yang kurang memang tempat berteduh. Tapi kalau main ke pantai nggak panas2an nggak seru dong ya, hehehehe… Jadi pantai ini memang nggak terlalu luas, karena kiri-kanannya diapit bukit tinggi. Jadi kita bisa lari2 ala video klip india dari ujung ke ujung. Tapi karena itulah jadi lebih berasa private beach-nya. DSC02948 (2)

main pasir (action doang haha)
main pasir (action doang haha)
kepiting imut
kepiting imut

DSC02971 (2)

DSC02986 (2)

Coba deh perhatikan foto di bawah ini. Kok sepenglihatan saya bentuknya seperti ikan paus raksasa ya? Apa imajinasi saya yang terlalu tinggi? Hehehehe…. Anggaplah itu bukit ikan paus. Titik yang terlihat seperti matanya itu adalah berugak yang terletak di bukit. Asik banget buat nonton pemandangan di bawah, sekaligus sambil ngadem.

bukit di kanan pantai (si ikan paus)
bukit di kanan pantai (si ikan paus)

Awalnya saya nggak berani naik ke atas, takutnya itu restricted area buat tamu resort saja. Ternyata nggak papa loh naik ke atas. Atau mungkin karena nggak ketahuan wakakakak… Di atas bukit itu ada kamar resort cukup besar yang cozy banget penampakannya. Ada teras yang dilengkapi dengan kursi malas buat ngopi2 juga. Mungkin itu kamar yang ekslusif kali ya *sotoy mode on*. Dan seperti yang saya bilang tadi, kayaknya cocok buat yang mau hanimun haha. Tapi juga serem, soalnya terpencil gitu kamarnya, mana sebelahnya kebon lagi. Kalau mau pesen makan kasian yang ngebawain juga kayaknya, capek naik tangga hehehe…  Setelah melewati kamar itu, kita akan melewati jalan setapak dengan pijakan batu2 besar yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi indah *halah*. diujung jalan setapak itu, terletaklah si berugak yang kelihatan dari bawah tadi. Asik banget lama2 di situ, ditemani angin semilir yang memanjakan mata (baca: bikin ngantuk).

jalan setapak menuju berugak
jalan setapak menuju berugak
berugak di atas bukit
berugak di atas bukit
pemandangan dari atas
pemandangan dari atas

Dan karena kami tidak membawa bekal dan kehabisan air minum, maka ketika matahari  semakin ke barat pun kami dengan berat hati meninggalkan pantai asoy ini. Dan saya belum mempunyai kesempatan kedua untuk mengunjunginya lagi hehehe…

Kiranya sekian dulu laporan dari saya, apabila ada yang sedang di lombok dan berminat mengunjungi pantai surga, saya mau kok diajak hehehehe.  Cheers 😛

12 thoughts on “Pantai Surga (posting yang tertunda)

Leave a reply to Langit Cancel reply